Postingan

Jatuh cinta dengan sosiologi

 Kalo diperhatikan dari postingan gue sebelumnya, kayanya gue gapernah jago bikin opening dan ending. Tapi karena resolusi gue kedepannya akan aktif lagi di blog ini, gue juga harus bisa belajar dong untuk membuat tulisan yang baik dan benar. Opening... Apa ya? Mungkin postingan kali ini nyambung sama dua postingan yang udah gue tulis beberapa tahun lalu tentang kuliah. Akan gue rangkum sebagian agar tulisan ini terstruktur. 1.  PTN oh PTN (wrjhr.blogspot.com) , postingan ini gue unggah tahun 2014 ketika SMA kelas 2 atau 3. Ada masa temen-temen mulai membicarakan tentang kuliah dimana dan jurusan apa. Dalam memilih kampus, gue gak terlalu peduli sih yang penting jurusannya sesuai minat gue apa enggak. Gue pengen banget dulu masuk Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial Politik. Gue berkutat pada dua pilihan itu. 2.  Merantau, Mendoan, dan IPK (wrjhr.blogspot.com) , postingan ini menceritakan kalo gue akhirnya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Purwokerto, Unjedir alias

2020 dengan segala ceritanya.

 Pandemi yang telah melanda seluruh umat manusia di berbagai belahan bumi mengakibatkan seluruh aspek kehidupan manusia berubah, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan banyak lainnya. Pada postingan sebelumnya, gue mengekspresikan rasa bahagia karena akhirnya lulus juga setelah empat tahun lebih. Blog ini mungkin jadi saksi hidup gue mulai dari gue masuk SMA sampai lulus sarjana, semua pengalaman gue tumpahruahkan di blog ini. Boleh dibaca cerita-cerita gue yang sebelumnya juga walau masih absurd . Wisuda, iya, mimpi setiap mahasiwa. Lalu, setelah wisuda.. Apa? Ngapain? Pikiran itu yang awalnya selalu terlintas. Kalo udah wisuda, cari kerja, dapat uang, lalu apa? Mungkin pikiran gue masih belum panjang dan belum tau struggle sebenarnya tentang hidup harus seperti apa. Gue berkesempatan untuk mengikuti wisuda offline. Tanggal 10 Maret 2020, COVID-19 belum terlalu gempar di Indonesia. Ya sedikit mulai banyak kasusnya, saat wisuda walau di auditorium juga udah pakai protokol keseha

LULUS!

Alhamdulillah, puji Tuhan, puji syukurku kepada semua pihak yang telah membantuku dalam berbagai hal khususnya dalam penyelesaian tugas akhirku! Akhirnya aku lulus jadi sarjana! Semenyenangkan itu? Mari kita bahas suka duka masa tugas akhir dalam satu rangkaian kata yang menjadi sebuah kisah. Lulus dengan waktu masa studi 4 tahun lebih adalah suatu hal yang mungkin bagi beberapa orang tidak terlalu membanggakan. Iya lah, yang bikin bangga itu kalau cumlaude 3,5 tahun. Tapi bagi gue kalimat lulus pada waktu yang tepat  adalah yang paling tepat dari yang tepat. Lulus pada waktu yang tepat  membuat gue bisa belajar banyak hal dari orang-orang yang lulus tepat waktu . Sama halnya ketika gue nggak lolos SNMPTN sih rasanya, step gue kayak ketinggalan jauh dari orang-orang. Ketika gue melihat orang lain sudah di tahap tangga atas, gue masih berusaha merangkak buat berdiri. Telat banget nggak sih? Nggak juga. Dengan menjadi orang yang lulus di waktu yang tepat  membuat gue banyak melihat b

Skripshit or skripsweet?

Juli 2019. Tepat 2 bulan gue menghilang dari peradaban dunia perkuliahan. Mungkin jika ditarik garis mundur sekitar bulan Oktober 2018, itu adalah permulaan drama per-skripsi-an gue dimulai. Dengan nekatnya dan tanpa pertimbangan panjang, gue mengajukan judul yang diambil dari tugas kuliah gue. Bener-bener sama sekali nggak mikir apakah akan ditolak atau diterima. Kalau ditolak, harus ganti judul apa lagi? Kalau diterima, kedepannya apakah gue mampu untuk bertanggung jawab atas apa yang gue kerjakan? Gila sih, banyak banget pertimbangan dari Oktober sampai sekitar Desember gue hanya berkutat pada pikiran apakah gue mampu ? Skripsi menurut gue sakral sih. Karya tulis pertama yang akan di- publish  menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi gue. Bukan sekadar syarat lulus aja. Sampai sekarang gue masih memegang idealisme itu bahwa apa yang gue tulis untuk skripsi harus bener-bener mateng dan berkualitas. Walau berkualitas menurut gue tentu bukan berarti akan berkualitas juga bagi orang

#THANKYOUBAP

Nggak banyak yang pengen gue tulis. #THANKYOUBAP untuk 7 tahun yang sangat amat berkesan. Belum pernah gue ngedukung 1 grup selama ini, segila ini, separah ini. Mereka life saver gue dari SMP sampai kuliah. Terima kasih. 2012 - 2019

2018.

2017. Di tahun itu apa aja yang udah gue capai? Gue merasa perubahan terbesar terjadi di tahun 2017 secara prinsip dan idealisme. Gue paham, semakin gue berumur akan ada saatnya circle pertemanan gue menyempit. Ada mereka yang gue anggap benar-benar teman dan rekan. Gue ngerasa teman lama yang harus banget dipertahankan karena mereka yang udah ngerti gue mulai dari nol, gobloknya gue, polosnya gue, dan menerima semua itu sampai udah berkembang hingga saat ini. Gue juga jadi merasa nggak penting untuk berkumpul di lingkaran pertemanan yang isinya bahas urusan orang lain. Setelah gue memberanikan diri untuk keluar dari lingkaran ghibah semacam itu, banyak juga kok orang-orang yang open-minded membahas sesuatu jauh lebih luas dari sekedar masalah orang lain. Gue jadi percaya sama pepatah, kita pernah sedekat nadi tapi kini sejauh matahari . Putus sama pacar mungkin wajar, tapi putus silaturahmi sama teman? Layaknya gue yang berubah, orang lain pun juga akan berubah karena l

Merantau, Mendoan, dan IPK

Selamat datang di sebuah blog yang berisikan celotehan random. Ternyata udah satu tahun lebih gue nggak menulis lagi, untuk mampir buka blog juga nggak. Gue nulis terakhir sekitar awal tahun 2016 dan sekarang ketika gue nulis ini bulan Februari 2016. 2015 Gue membuat harapan yang alhamdulillah sebagian besar telah tercapai dan gue merasa ada sebuah rasa bangga terhadap diri sendiri. Usaha pasti nggak pernah mengkhianati hasil , gue diterima di salah satu perguruan tinggi negeri lewat jalur SBMPTN. Bersaing dengan puluhan ribu calon mahasiswa di luar sana, dengan modal belajar dan doa gue selama ini, pada akhirnya gue harus mengapresiasi diri gue sendiri yang ternyata gue nggak sebodoh itu .  Merantau. Setelah ujian nasional 2015, gue lontang-lantung ngga ada kerjaan selain belajar dan belajar. Gue anaknya dari SMA lurus banget, tapi nggak nerd atau kutu buku juga. Gue nggak pernah berani untuk nakal seperti murid lain pada umumnya, karena gue merasa nakal gue udah gue ha