2018.

2017.
Di tahun itu apa aja yang udah gue capai?

Gue merasa perubahan terbesar terjadi di tahun 2017 secara prinsip dan idealisme. Gue paham, semakin gue berumur akan ada saatnya circle pertemanan gue menyempit. Ada mereka yang gue anggap benar-benar teman dan rekan. Gue ngerasa teman lama yang harus banget dipertahankan karena mereka yang udah ngerti gue mulai dari nol, gobloknya gue, polosnya gue, dan menerima semua itu sampai udah berkembang hingga saat ini.

Gue juga jadi merasa nggak penting untuk berkumpul di lingkaran pertemanan yang isinya bahas urusan orang lain. Setelah gue memberanikan diri untuk keluar dari lingkaran ghibah semacam itu, banyak juga kok orang-orang yang open-minded membahas sesuatu jauh lebih luas dari sekedar masalah orang lain.

Gue jadi percaya sama pepatah, kita pernah sedekat nadi tapi kini sejauh matahari. Putus sama pacar mungkin wajar, tapi putus silaturahmi sama teman? Layaknya gue yang berubah, orang lain pun juga akan berubah karena lingkungan. Gue nggak bisa ngejudge keputusan orang lain ketika ingin pergi. Quality over quantity. Bukan soal kuantitas seberapa banyak temen gue dan seberapa sering gue ketemu, tapi gimana caranya mempertahankan sebuah hubungan itu perlu komitmen dan berkualitas.

Gue juga jadi paham makan sehat itu penting dan kerasa banget dampaknya bagi gue. Mungkin hidup sebagai anak kos-kosan agak susah nyari makanan bergizi kecuali rela mengeluarkan budget yang agak mahal atau mau repot masak sendiri. Tapi keputusan gue harus makan makanan yang sehat ngebuat gue alhamdulilah menjadi lebih sehat dan peduli akan kebersihan (karena biasanya gue makan sembarang).

Gue mungkin nggak akan bikin resolusi2 lagi seperti yang sudah gue lakukan selama 4 tahun berturut-tutut. Bukan karena resolusi gue gagal. 80-90% alhamdulilah tercapai. Tapi yg jadi masalah adalah 10-20% yang gagal bikin gue stress dan berpikir gue ngapain aja kok ga bisa kesampean. Gue akan mencoba menjalani hidup sewajarnya aja dan nggak berekspektasi apapun. Ya gue punya rencana jangka panjang ingin ini dan itu tp nggak mau terlalu ditarget harus tahun ini atau tahun depan. Serapi apapun rencana yg udah dibuat manusia, tapi tangan Tuhan yg berkehendak buat memutuskan apakah rencana itu pantas terealisasi atau enggak.

Postingan populer dari blog ini

Boom Shakalaka Week

Jatuh cinta dengan sosiologi

[Lyrics] F.I.X - Please Don't Say English Translation