2020 dengan segala ceritanya.

 Pandemi yang telah melanda seluruh umat manusia di berbagai belahan bumi mengakibatkan seluruh aspek kehidupan manusia berubah, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan banyak lainnya. Pada postingan sebelumnya, gue mengekspresikan rasa bahagia karena akhirnya lulus juga setelah empat tahun lebih. Blog ini mungkin jadi saksi hidup gue mulai dari gue masuk SMA sampai lulus sarjana, semua pengalaman gue tumpahruahkan di blog ini. Boleh dibaca cerita-cerita gue yang sebelumnya juga walau masih absurd.

Wisuda, iya, mimpi setiap mahasiwa. Lalu, setelah wisuda.. Apa? Ngapain? Pikiran itu yang awalnya selalu terlintas. Kalo udah wisuda, cari kerja, dapat uang, lalu apa? Mungkin pikiran gue masih belum panjang dan belum tau struggle sebenarnya tentang hidup harus seperti apa. Gue berkesempatan untuk mengikuti wisuda offline. Tanggal 10 Maret 2020, COVID-19 belum terlalu gempar di Indonesia. Ya sedikit mulai banyak kasusnya, saat wisuda walau di auditorium juga udah pakai protokol kesehatan sebatas penggunaan hand sanitizer aja sih, belum wajib harus pakai masker. Gue orangnya pengen simple. Ketika wisudawati yang lain dandan, hair do, apa lah itu.. Gue sebenernya tidak terlalu se excited itu sama wisuda. Gue tau itu acara formal yang harus rapi, cuma karena terlalu rame banyak orang gue pusing jadinya. Tadinya gue cuma mau pake t-shirt aja nggak mau kebaya soalnya panas banget, toh nanti juga kebayanya ditutupi toga. Selama prosesi wisuda gue cuma ngedumel karena panas, panas, dan panassssss. 2020 memang ajaib. Penyebaran virus COVID-19 secepat itu, bahkan akhir bulan Maret 2020 langsung ada isu Pembatasan Sosial Berskala Besar alias PSBB. Gue merasa diselamatkan Tuhan sih saat itu karena H-1 PSBB gue masih sempet untuk langsung balik ke rumah. Besoknya seluruh perjalanan kereta api berhenti total untuk mencegah penyebaran virus yang kelihatannya nggak bisa dikontrol lagi saat itu. Setelah April 2020, semua aspek kehidupan mulai berubah.

PSBB membatasi seluruh kegiatan sosial yang bersifat kumpul-kumpul. Kegiatan sekolah dan kantor juga dilaksanakan secara online, alias gue nggak bisa membayangkan kalo gue belum lulus saat itu gimana ya nasib gue? PSBB memang upaya pencegahan penyebaran virus, cuma yang awalnya diperkirakan Agustus 2020 virus sudah bisa mulai dikendalikan tapi sampai detik ini gue nulis yaa... 670.000+ jiwa yang terpapar virus ini. Makin nambah terus. Gak paham sih, bukan ranah gue juga bingung harus kasih tanggapan apa. Semoga dunia cepat membaik.

Tapi, tahun ini gue juga putus.

Menghela nafas dulu yuk. Mungkin gue akan cerita ini di lain waktu.

Tahun 2020 ini... Gue ngerasanya cepet banget kayak kemarin ngerasanya gue masih haha hihi dan tau-tau bulan depan udah 2021 aja. Wow. Pandemi dan pengangguran juga sih yang menyebabkan hidup ini kerasanya cepat karena gue nggak ada aktivitas yang produktif. Sempet rada stress juga, kenapa ya ada orang yang bisa diterima kerja saat pandemi sedangkan gue panggilan interview aja satu dua doang yang dateng lalu.. Poof! Kena ghosting deh. Tapi tapi tapi, ternyata Tuhan memang punya rencana yang lebih indah dari pengangguran 8 bulan. Gue diberi kesempatan lagi untuk lanjut kuliah S2 di UGM. Hahahha, gue? Nggak bercanda kan? Ya engga dong. Kalo baca-baca blog gue yang lalu, hidup gue cuma isinya ngomel tentang remedial dan kesialan hidup. Tapi.. Lihat tahun ini. Gue masih bisa ngerasain wisuda offline itu merupakan sebuah anugrah ternyata. Ngeliat orang tua gue datang ke auditorium dan ngeliat anaknya wisuda. Lalu ada lagi kejutan yaitu diterima S2. Tahun depan gue bakal jadi mahamahasiswa lagi, maha-nya 2x karena S2, ehe. S2 memang suatu yang sudah gue rencanakan sejak SD, mungkin efek brainwash orang tua gue yang selalu merencanakan sesuatu dengan baik. 

Cara kerja Tuhan memang nggak bisa dilogikakan manusia. Ada kekuatan di luar kendali manusia yang nggak bisa kita kontrol. Ketika rencana sudah sematang apapun dibuat, tapi Tuhan akan memberikan bukan yang kita inginkan, tapi yang kita butuhkan. Melihat produktivitas gue di blog ini rada miris. Selama nganggur gue nggak ada kepikiran buat nulis. Mungkin untuk selanjutnya gue bakal fokus lagi untuk mulai nulis hal-hal serius dengan membuat platform baru, atau ya hal-hal random disini. Gue masih banyak banget yang pengen gue sampaikan, pengen gue bahas satu per satu tentang satu dua kisah, cuma sepertinya gue belum terbiasa lagi untuk nulis ngalir

Semoga kedepannya gue bisa lebih produktif karena gue ngerasa blog ini akan jadi portofolio gue suatu hari nanti.

See ya!

Postingan populer dari blog ini

Boom Shakalaka Week

Jatuh cinta dengan sosiologi

[Lyrics] F.I.X - Please Don't Say English Translation