LULUS!

Alhamdulillah, puji Tuhan, puji syukurku kepada semua pihak yang telah membantuku dalam berbagai hal khususnya dalam penyelesaian tugas akhirku! Akhirnya aku lulus jadi sarjana! Semenyenangkan itu? Mari kita bahas suka duka masa tugas akhir dalam satu rangkaian kata yang menjadi sebuah kisah.

Lulus dengan waktu masa studi 4 tahun lebih adalah suatu hal yang mungkin bagi beberapa orang tidak terlalu membanggakan. Iya lah, yang bikin bangga itu kalau cumlaude 3,5 tahun. Tapi bagi gue kalimat lulus pada waktu yang tepat adalah yang paling tepat dari yang tepat. Lulus pada waktu yang tepat membuat gue bisa belajar banyak hal dari orang-orang yang lulus tepat waktu. Sama halnya ketika gue nggak lolos SNMPTN sih rasanya, step gue kayak ketinggalan jauh dari orang-orang. Ketika gue melihat orang lain sudah di tahap tangga atas, gue masih berusaha merangkak buat berdiri. Telat banget nggak sih? Nggak juga.

Dengan menjadi orang yang lulus di waktu yang tepat membuat gue banyak melihat berbagai hal salah satunya adalah alasan gue bisa bermanfaat untuk orang-orang sekitar. Gue jadi bisa bantu temen-temen gue yang memang butuh bantuan dan sangat amat bersyukur gue bisa bantu untuk itu. Gue bisa meninggalkan banyak kesan baik bagi temen-temen gue walau gue lulus 4 tahun lebih. Selain itu, gue semakin bisa mengenali diri gue sendiri. Apa yang harus gue lakukan ketika ada di bawah tekanan, apa yang harus gue lakukan ketika nggak ada seorang pun yang bantu gue dan pada akhirnya memang gue harus berjuang sendiri.

Gue nggak pernah mau terlihat lemah di depan orang. Gue anti nangis di depan temen-temen gue. Apapun yang gue alami selalu gue pendam karena gue merasa orang lain punya beban yang berat juga, malah takutnya memberatkan, so, gue pendam sendiri aja toh paling cuma merugikan gue nggak merugikan orang lain. Salah nggak sih?

Gue juga bukan anak yang diajarkan untuk "minta pertolongan" dalam hal apapun. Gue sebagai anak tunggal yang katanya manja, tapi orang tua gue selalu mengajarkan harus bisa ngerjain apa-apa sendiri. Jangan bikin repot orang gara-gara gue. Sampe ibaratnya gue berdarah-darah pun gue harus bisa sembuh dengan cara berobat sendiri, nggak minta bantuan orang lain.

Tapi kayaknya kemandirian gue kebablasan. Saking gue merasa "bisa" mengerjakan apa-apa sendiri, semakin secara nggak sadar gue menarik diri dari peradaban sosial. Gue masih bersosialisasi kok, tapi entah kenapa nggak seintens dulu pas waktu gue masih jadi mahasiswa baru. Gue karena terbiasa melakukan apa-apa sendiri jadi suka merasa nggak butuh orang, takut ngerepotin, kalo bisa dilakuin sendiri kenapa enggak. Salah banget sih sampe kebablasan dan sekarang gue nggak tau how to handle this loneliness. Gue suka ngerasa kok sepi ya? Apa salah gue gara-gara terlalu mandiri?

Tidak berlangsung lama, tapi menjadi siklus.

Tugas akhir gue penuh dengan idealisme bahwa apa yang gue tulis "HARUS BAGUS". Sempet sih ngobrol sama beberapa temen yang punya pandangan yang sama dimana kami sering ngeremehin judul skripsi orang lain yang "kok judul dia gampang banget sih gitu aja bisa di-acc?". But when it comes to us, ambyar. Idealisme gue terlalu tinggi pengen bikin skripsi bagus tapi dengan judul yang nggak gampang akhirnya malah menyulitkan untuk diri gue sendiri. Kemakan idealisme. Topik yang menurut gue bagus pun belum tentu bagus bagi orang lain. Itu juga kali ya yang bikin kenapa lulusnya 4 tahun lebih, idealis tapi nggak tahu bagaimana menyikapinya.

Amat sangat bersyukur gue dapet pembimbing dan penguji yang super duper baik dan gampang banget ketemu untuk bimbingan. Beneran pengen sujud syukur salim mengucapkan terima kasih yang paling dalam semoga para dosen-dosen yang telah membantuku dalam tugas akhir diperlancar segala urusannya di dunia maupun akhirat, diperlancar rezekinya dan diberikan kesehatan yang berlimpah. Beneran sebaik itu mereka sama gue. Bahkan gue ngerasa yang paling berperan penting kenapa gue bisa lulus adalah kebaikan para dosen-dosen yang telah membantu gue.

Tuhan, maaf jika hamba lalai.
Terima kasih, apapun itu, aku tahu Engkau hadir.

Postingan populer dari blog ini

Boom Shakalaka Week

Jatuh cinta dengan sosiologi

[Lyrics] F.I.X - Please Don't Say English Translation